This is default featured post 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Minggu, 09 September 2012
Manfaat Menulis
Surga dan Neraka Membuat Lupa Pengalaman Hidup di Duni
Allah menggambarkan kehidupan dunia ini sebagai senda gurau dan permainan belaka. Sementara kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang sebenarnya. Artinya, Allah mengkondisikan kita untuk memandang dunia dengan santai tidak terlalu serius. Karena di dunia ini tidak ada keadaan yang benar-benar bisa dikatakan bahagia atau sebaliknya sedih. Di dunia ini tidak ada keberhasilan hakiki maupun kegagalan sejati. Segala sesuatu di dunia ini bersifat fana alias sementara. Kadang seseorang bahagia kadang seseorang sedih. Kadang ia berhasil kadang ia gagal. Itulah dunia dengan segala tabiat sementaranya.
Sebaliknya dengan kehidupan dunia, kehidupan akhirat merupakan kehidupan sejati. Tidak ada orang berbahagia di akhirat untuk jangka waktu singkat saja. Dan tidak ada pula yang mengalami penderitaan sementara saja, kecuali Allah menghendaki selain itu.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64)
Allah ta’aala menghendaki agar orang bertaqwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan terhadap dunia Allah ta’aala menghendaki orang bertaqwa agar berlaku proporsional saja dan tidak terlampau ngoyo dalam meraih keberhasilannya. Sebab kehidupan dunia ini Allah ta’aala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar bermain-main dan bersenda-gurau.
Namun dalam kehidupan kita dewasa ini kebanyakan orang malah sangat serius bila menyangkut urusan kehidupan dunia. Mereka siap mengerahkan tenaga, fikiran, dana dan waktu all out untuk menggapai keberhasilan duniawinya. Sedangkan bila menyangkut urusan akhirat mereka hanya mengerahkan tenaga dan waktu sisa, fikiran sampingan serta dana receh. Jika hal ini terjadi kepada kaum kafir alias tidak beriman kita tentu bisa maklumi. Tapi di dalam zaman penuh fitnah ini tidak sedikit saudara muslim yang kita saksikan bertingkah dan berpacu merebut dunia laksana kaum kafir. Allah memang menggambarkan bahwa kaum yang tidak beriman sangat peduli dan faham akan sisi material kehidupan dunia ini. Namun mereka lalai dan tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai kehidupan akhirat.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS ArRuum ayat 7)
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”. Sungguh tepat ungkapan beliau ini. Sebab kelak di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu.
Saat manusia berada di alam akhirat barulah ia akan menyadari betapa sejatinya kehidupan di sana. Kesenangannya hakiki dan penderitaannya sejati. Surga bukanlah khayalan dan sekedar dongeng orang-orang tua di masa lalu. Begitu pula dengan neraka, ia bukan suatu mitos atau sekedar cerita-ceirta orang dahulu kala. Surga dan neraka adalah perkara hakiki, saudaraku. Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan dengan deskripsi yang sangat kontras dan ekstrim mengenai betapa berbedanya tabiat pengalaman hidup di dunia yang menipu dengan kehidupan sejati akhirat. Perhatikanlah baik-baik hadits di bawah ini:
“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)
Mengapa orang pertama ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kebaikan serta merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya? Jawabannya: karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Sebaliknya, mengapa orang kedua ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya? Jawabannya: karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah...!!!
Saudaraku, sungguh kehidupan dunia ini sangat tidak pantas kita jadikan ajang perebutan dan perlombaan. Sebab menang di dunia pada hakikatnya hanyalah menang yang menipu. Demikian pula sebaliknya, kalah di dunia hanyalah kalah yang menipu. Saat manusia diperlihatkan surga dan neraka di akhirat kelak, sadarlah ia betapa naifnya perlombaan merebut keberhasilan dunia ini dibandingkan dengan kenikmatan hakiki dan abadi surga yang jauh labih patut ia kejar dan usahakan semaksimal mungkin. Sadarlah ia betapa lugunya ia saat di dunia berusaha mengelak dari segala derita dan kesusahan dunia jika dibandingkan dengan derita sejati dan lestari neraka yang jauh lebih pantas ia berusaha mengelak dan menjauh darinya.
Pantas bila Allah gambarkan bahwa saat sudah dihadapkan dengan azab neraka orang-orang kafir bakal berharap mereka dapat menebus diri mereka dengan sebanyak apapun yang diperlukan, andai mereka sanggup. Tentunya pada saat itu mereka tidak sanggup dan tidak berdaya.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.” (QS Al-Maaidah ayat 36)
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia puncak cita-cita kami dan batas pengetahuan kami. Amin ya Rabb.-
Sumber : eramuslim.com
KIsah Besi dan Air
Ada 2 benda yang bersahabat karib yaitu air dan besi.
Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri.
Ia sering menyombong kepada sahabatnya :
"Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak"
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana.
Aturannya : " Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang"
Besi dan airpun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini.
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua.
Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua.
Besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"
Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan.
Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0
***********************
Sahabat....... Jadikanlah hidup kita seperti air
Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras.
Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia.
Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa.Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Ibarat perahu
Sebuah perahu dibuat untuk berada di tengah lautan dan bukan hanya diam di dermaga.
Demikian juga manusia diciptakan untuk mengarungi kehidupan, bukan berdiam dan menunggu kehidupan ini berakhir.
Di dalam mengarungi kehidupan akan banyak ombak dan mungkin badai yang akan dihadapi, tapi itulah seni dari kehidupan.
Teruslah kembangkan layar dan nikmati perjalanan hingga sampai ke tujuan.
Dalam kehidupan jangan takut jatuh dan salah, setiap kesalahan yang pernah kita lakukan adalah bagian dari proses pembentukan kepribadian.
Jangan selαlu menyesali semua kesalahan, tapi jangan ulangi kesalahan. Sesalilah jika semua itu tidak berdampak adanya perubahan.
Mendung diciptakan bukan untuk membuat langit gelap, tapi ia hadir untuk memberi kabar gembira akan sejuknya air hujan yang akan turun.
Luka bukan hanya semata untuk membuat kita tersiksa, tapi ia tercipta, agar kita tersadar bahwa kita hanyalah manusia biasa.
Genggam KEYAKINAN, jangan pernah dilepaskan. Indahnya Kehidupan bukan terletak dari banyaknya kesenangan, tapi terletak pada rasa syukur kita.
Sabtu, 08 September 2012
6 Manfaat Penting dari Menikah
Bangun di pagi hari dan melihat seseorang yang paling kita cintai. Kamu tentu bisa membayangkan, betapa bahagianya momen saat itu. Namun, pernikahan seringkali jadi momok yang menakutkan bagi sebagian
orang. Mereka takut kehilangan kebebasan setelah menikah. Benarkah? Penasaran? Berikut adalah manfaat dari menikah, seperti dilansir Boldsky.
1. Setelah menikah, kamu akan punya banyak waktu untuk bersama dengannya. Melihatnya. Menatapnya.
2. Kini, kamu punya keluarga baru yang menyayangimu. Inilah waktu yang tepat untuk menikmati kebersamaan itu.
3. Pernikahan menyatukan cinta sepasang kekasih dan membuat hidup jadi lengkap. Kamu tidak akan merasa sendirian dan bisa tertawa bersamanya.
4. Merasakan keintiman saat bercinta. Setelah menikah, kamu dan dia punya banyak waktu untuk melewati momen spesial saat bercinta.
5. Bagi wanita, menikah adalah sebuah kehidupan yang ideal. Apalagi kalau mereka bisa melahirkan keturunan yang baik.
6. Nah, status menjadi hal terpenting dalam pernikahan. Apalagi budaya timur masih sangat menjunjung tinggi status pasangan.
Menikah mungkin bukan hal yang sederhana untuk dijalani. Namun, ada banyak cara untuk menghadapi keraguan tersebut. Jadi, persiapkan pernikahanmu dengan matang dan sepenuh hati.
ILMU
Pengetahuan atau sesuatu yang diketahui oleh manusia terbagi ke dalam 2 (dua) jenis.
Yaitu pengetahuan yang diperoleh manusia dari proses pikir, dan yang diketahui manusia tanpa melalui proses pikir atau tidak memerlukan proses berpikir samasekali.
Bentuk-bentuk (neumena) persepsi yang tidak memerlukan proses berpikir itu (proses ini kita sebut refleks akal), berupa pengetahuan.
Dalam hal ini, pengetahuan ini kita tetap istilahkan demikian (setidaknya di status ini).
Adapun setiap pengetahuan yang dihasilkan dari proses berpikir disebut ilmu pengetahuan atau ilmu.
Contoh proses refleks akal nampak a.l. pada saat tangan kita dicubit, saat melihat ada ucing lewat, dan di saat mencicipi gula pasir.
Dengan tanpa usah berpikir samasekali, seketika itu kita jadi tahu akan benarnya rasa sakit di tangan, si ucing, dan benarnya neumena rasa manis.
Kemudian pada saat setiap pengetahuan itu dipikiri, yaitu melalui proses pikir analitis (atau dianalisis), terlepas dari (sudah) benar atau (masih) salahnya, maka produk atau hasil olah pikir seperti itu menjadilah sebagai ilmu. Yaitu ilmu yang bernilai (sudah) benar ataupun (masih) salah.
Demikian itulah gambaran singkat tentang pola dasar proses terbentuknya pengetahuan beserta ilmu di dalam benak manusia.
Dan pola tersebut berlaku terhadap segala realitas yang mampu dipersepsi manusia, termasuk ketika dia mempersepsi Al Qur’an.
Ada beberapa hal yang perlu kita soroti dari prinsip ilmu.
Fungsi utama berpikir (khususnya berpikir analitis) yang produknya berupa ilmu itu ialah untuk BERAMAL.
Oleh sebab itu ilmu jadi benar-benar layak disebut ilmu jika diamalkan. Ilmu selalu melekat atau berkait erat dengan amal.
Sementara bila tiada amalannya, maka sang ‘ilmu’ itu hanya pantas disebut sebatas sebagai hapalan.
Setiap manusia tidak dapat melepaskan diri dari proses pikir. Manusia adalah satu-satunya mahluk berilmu, sebab dia selalu berpikir sesuai dengan kapasitas daya pikirnya.
Dengan demikian proses pikir manusia selalu simultan (berproses secara berkelanjutan), sehingga produk pikirnya pun nampak bagaikan ‘bertumpuk’.
Yaitu bertumpuknya antara seabreg pengetahuan, pengetahuan yang menjadi ilmu (yang sudah diamalkan), ilmu yang sebatas baru diketahui (atau hapalan), ilmu yang kemudian menjadi landasan bagi terbentuknya ilmu-ilmu baru, dst.
Di samping itu, ada satu ciri (perbedaan) yang sangat mendasar antara ilmu dan pengetahuan.
Setiap pengetahuan tidak berkait dan tidak memerlukan ungkapan leksikal (bentuk kata-kata) yang seperti apapun.
Sementara setiap ilmu selalu berkait dan selalu disertai dengan ungkapan kata atau sebutan.
Dari sisi pengetahuan, semua manusia di seluruh dunia yang berbeda-beda bahasa sudah pada tahu tentang rasa sakit, si ucing, dan rasa manis itu.
Dan benarnya ketiga contoh / fakta itu saat diketahui sebagai pengetahuan, jelas tidak memerlukan sebutan apapun.
Satu contohnya seperti pada sebutan rasa manis dari gula pasir. Maka apakah rasa itu mau disebut amis (Sunda), halwa (Arab), sweet (Inggris), dulce (Spanyol), süβ (Jerman), dsb, toh pola rasanya tetap sama saja sebagai sang manis yang itu-itu juga.
Itulah bahwa dari sisi pengetahuan, setiap kebenaran yang diketahui manusia jadinya selalu bersifat mutlak, sehingga dapat kita katakan tak perlu sebutan samasekali.
Bilapun saat ini kita menyebut-nyebut ketiga contoh itu melalui tulisan di forum FB ini, karena kita tengah mengkajinya dengan ilmu dan sebagai objek keilmuan.
Bila setiap pengetahuan manusia tidak dipikiri (lebih lanjut atau secara simultan), dan jadinya juga tiada pernah disebut dan tidak ada sebutannya, maka akibatnya bukan saja jadi tak ada ilmunya. Melainkan setiap pengetahuan itupun menjadi tiada (jadi tidak diketahui manusia).
Mobil, TV, komputer, website, Al Qur’an digital, dsb, yang dewasa ini faktanya sedemikian bertebaran mendunia dan diketahui serta disebut oleh manusia di seluruh dunia, jelas karena semua realitas itu benar-benar ada dan diamalkan (baik berupa amal baik maupun amal buruk / didustakan) oleh umat manusia.
Berabad-abad yang lalu, umat manusia di jaman itu tidak tahu sebutan-sebutan itu, karena realitasnya belum ada, sebutannya pun tiada, sehingga karena tiada / belum diketahui maka tidak relevan pula berbicara tentang pengamalan terhadap bentukan-bentukan realitas itu.
Dari situ nampaklah bahwa ilmu dan pengetahuan tak dapat dipisahkan. Keduanya bagaikan dua sisi berbeda pada koin.
Bila yang satu dihilangkan, maka yang lainnya pun jadi tiada.
Yang lebih menarik lagi, Al Qur’an yang kita ketahui dan kita terima ialah berbentuk kitab leksikal. Walau (agak) sepola, tapi hal ini jelas berbeda dengan yang diterima oleh para Nabi / Rasul yang menerimanya dalam bentuk wahyu.
Dari uraian di atas nampak bahwa salah satu alasan penting mengapa Al Qur’an yang kita terima berbentuk kitab leksikal (atau wahyu bagi para Nabi / Rasul), yaitu dalam hal ilmu dan amal atau pengamalannya.
Selain sebagai sumber ilmu, Al Qur’an akan benar-benar jadi bernilai bagi para perseptor yang mengimaninya ialah jika dan hanya jika nilai-nilai Al Qur’an itu DIAMALKAN.
Wallahu’alam bisshawab.
Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil’adziim …..
Kiat Mendidik Anak Mencintai Al Qur’an
Salah satu indikasi orang tua yang mendapat kebahagiaan akhirat adalah ketika anak-anak mereka menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Mendidik anak menjadi shalih/ah salah satunya dengan menjadikan mereka mencintai Al Qur’an.
1. Kewajiban orang tua membangun keteladanan dalam praktek semua kehidupan, tidak hanya Al Quran. Bahasa praktek lebih fasih daripada bahasa teori. Contohnya saja ketika kita mengajarkan shalat kepada seseorang kalau hanya dengan memberikan buku, dalam waktu seminggu mungkin orang tersebut belum bisa melakukan shalat dengan benar. Jadi perlu diberikan contoh nyata. Sebagian manusia belajar dari praktek. Maka, setiap hari praktekkan Al Quran. Anak-anak itu akan selalu merekam suasana/kebiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya.
Rumah yang baik adalah rumah yang berfungsi sebagai masjid dan sekolah, menjadi tempat ibadah dan belajar. Jangan jadikan rumah sebagai rumah pasar, isinya terus-menerus mengurusi uang, kekayaan, untung rugi. Atau bahkan ring tinju atau sarana pertengkaran. Untuk itu yang pertama kali mengkondisikan dan menerapkan konsep ini adalah bapak ibunya.
2. Mengajarkan Al Qur’an.
Apa yang disebut mengajarkan Al Qur’an? Yang dimaksud mengajarkan adalah agar anak bisa melafalkan bunyi Al Quran. Kebanyakan para orang tua mulai membuat anak melek huruf di usia 3.5 tahun. Sebenarnya lebih luas. Mengajarkan Al Qur’an tidak terbatas pada mereka melek huruf, tetapi mulai melatih lisan anak kita membunyikan lafal Al Quran dengan cara mentasmi’/memperdengarkan Al Qur’an dan itu tidak perlu menunggu usia anak mencapai 3.5 tahun. Mulai anak lahir bahkan mulai anak masih di dalam kandungan.
Mengapa tahapan ini penting? Indera yang sangat penting yang dimiliki manusia andalah pendengaran. Indera pertama dan terakhir yang berfungsi pada diri manusia juga pendengaran. Bayi yang baru saja lahir disunnahkan untuk diadzankan karena ia sudah mampu merespon adzan. Ketika manusia mengalami sakaratul maut yang dianjurkan adalah membisikkan Laa illaha illa Allah. karena indera yang berfungsi adalah pendengaran.
Ayat inna sam’a wal bashara (sesungguhnya pendengaran dan penglihatan) dalam Al Qur’an diulang 13x. Mendahulukan pendengaran daripada penglihatan.
Indera pendengaran mempunyai nilai lebih dalam pengajaran. Kalau mati lampu, indera yang bekerja adalah pendengaran. Kalau belajar bahasa, yang utama adalah listening. Kita tinggal di negeri asing walau belum pernah belajar tulisan, kalau sering mendengar percakapan akan lebih mudah. Sering pula kita dapati anak seorang penyanyi kelak menjadi penyanyi karena sering mendengar orang tuanya menyanyi. Surat Yasin hafal padahal tidak pernah menghafal tapi sering mendengar dibacakan dalam majelis.
Oleh karena itu, fungsikan indera pendengaran semaksimal mungkin, bisa orang tua sering membacakan, mendengarkan murottal, dan lain-lain. Dengan demikian, anak akan mudah mengartikulasikan bunyi Al Quran dengan baik.
Jadi kiat yang kedua adalah sering mendengarkan dan sering membacakan. Al Quran diwariskan dari generasi ke generasi juga dengan tasmi’ (metode mendengar). Dengan demikian, walaupun anak belum belajar tajwid, dia akan bisa membaca dengan baik.
3. Orang tua menciptakan lingkungan atau bila tidak memungkinkan, masukkan ke pesantren yang baik
4. Memberikan nasihat terus menerus tentang keutamaan Al Qur’an hingga merasuk ke dalam jiwa anak
5. Membangun kebiasaan.
Kebiasaan dibangun tidak hanya waktu kecil tetapi terus sampai dewasa. Kebiasaan dibuat sampai otomatis anak bisa melakukan walau tanpa ada perintah. Misal kebiasaan bangun sebelum subuh, kebiasaan tilawah setelah subuh dan diantara waktu maghrib dan Isya, dan kebiasaan-kebiasaan Qur’ani lainnya
6. Menghargai prestasi kemajuan walaupun sedikit. Reward diberikan atas prestasi yang diraih. Tentunya reward dalam bentuk yang baik dan bermanfaat, bisa berupa tabungan, rihlah (tamasya), hadiah buku, hadiah umrah bila mencapai hafidz, dan sebagainya.
Namun tentu saja orang tua tetap berusaha memberikan penyadaran, sehingga ketika anak sudah lebih besar mereka paham bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari ibadah. Jadi tidak terus-menerus memberikan reward berupa hadiah-hadiah semacam di atas.
7. Doa
The last but not the least adalah doa yang tulus dan sungguh-sungguh dari orang tua, memohon bimbingan Allah SWT agar selalu menjaga anak-anak kita dimanapun mereka berada.
Mau Dapat Suami Shalih? Hindari Busana Seksi
By: Yulianna PS
Penulis Novel Perjuangan Meminang Bidadari
Berbusana seksi ditempat umum, telah menjadi bagian dari gaya hidup wanita zaman sekarang. Berbagai motif menjadi alasan wanita golongan penjaja aurat. Ada yang berkesimpulan bahwa berbusana seksi ditempat umum merupakan kebanggaan, ada yang beralasan mengikuti tren, ada juga yang beranggapan bahwa berbusana seksi merupakan cara ampuh untuk memikat calon pasangan.
Penulis merasa prihatin dengan stigma sesat seperti ini, bahwa busana seksi adalah jurus jitu untuk mendekatkan jodoh, atau memikat calon suami ideal. Sungguh dangkal wanita yang menilai tubuh seksi sebagai aset mahal untuk memikat laki-laki. Dari kebanyakan fakta yang ada, busana seksi hanya dapat memikat kaum Adam berhidung belang, atau minimal lelaki ‘Kurim’ atau kurang iman. Salah besar jika beranggapan jodoh ideal atau berakhlak baik akan datang jika wanita rajin pamer aurat di jalanan.
...Busana seksi hanya memikat pria kurang iman dan berhidung belang...
Contoh sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan masyarakat dari perilaku busana seksi adalah pelecehan demi pelecehan yang harus rela ditanggung oleh wanita. Wanita dikatakan baik dan dapat dijadikan harapan menjadi istri shalihah dan ibu yang baik bagi seorang anak apabila ia mempunyai sifat malu. Jika malu sudah tidak lagi menjadi karakternya, dalam artian ia rajin pamer aurat, maka bisa dipastikan bahwa ia wanita yang dangkal pemahaman agamanya, dan sedikit sekali pengertiannya terhadap tanggung jawab pada akhirat.
...ketakwaan dan pakaian syar’i memudahkan Muslimah mendapat pasangan shalih terbaik...
Sekali lagi, salah besar jika berpikir bahwa busana seksi adalah alat yang jitu untuk menarik calon suami yang baik. Jika ingin suami yang baik, wanita sangat urgen untuk memperbaiki kualitas dirinya, mempertebal keimanan, memperkuat kewajibannya sebagai muslimah, menjaga akhlak dan menjaga hijabnya, atau menutup auratnya. Jadikan ketakwaan dan pakaian syar’i untuk menambah matangnya kepribadian, dengan cara seperti ini, Allah akan memudahkanmu mendapat pasangan shalih terbaik menurut-Nya.
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)…’’ (Qs An-Nur 26).
Keutamaan Hari Jum’at dan Sunnah-sunnahnya..
Ahlan Wa Sahlan,Marhaban fii zaumina hadza
Buat Akhina Wa Ukhtina yang ingin TAG or SHARE PICT'a,di persilahkan "BEBAS"
...
Silahkan Bantu sahabat'' lain ngETaG ya
ANA UHIBUKA LADZI AHBABTANI LAHUU
Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.
Yaa Rabbi...Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღ..Aamiin ya Rabbal'alamin.
Segala puji hanya bagi Allah,shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah , dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Sesungguhnya Allah telah mengkhususkan umat Nabi Muhammad dan mengistimewakan mereka dari umat-umat yang lainnya dengan berbagai keistimewaan. Diantaranya adalah Allah memilihkan bagi mereka hari yang agung yaitu hari jum’at.
A. Keutamaan Hari Jum’at
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah dan Hudzaifah -radhiallahu ‘anhuma- berkata, “Allah telah merahasiakan hari jum’at terhadap umat sebelum kita, maka orang-orang Yahudi memiliki hari sabtu, orang-orang Nashrani hari ahad, maka Allah mendatangkan umat ini, lalu Dia menunjukan kita hari jum’at ini, maka Dia menjadikan urutannya menjadi jum’at, sabtu ahad, demikian pula mereka akan mengikuti kita pada hari kiamat, kita adalah umat terakhir di dunia ini namun yang pertama di hari kiamat, yang akan diputuskan perkaranya sebelum makhluk yang lain.” (HR. Muslim no: 856)
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, “Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga.” (HR. Muslim no: 854)
Di antara keutamaan hari ini adalah Allah menjadikan hari ini sebagai hari ‘ied bagi kaum muslimin. Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi.” (Ibnu Majah no: 1098)
Pada hari ini terdapat saat terkabulnya do’a, yaitu saat di mana tidaklah seorang hamba meminta kepada Allah padanya kecuali dia akan dikabulkan permohonannya. Dari Abi Hurairah , bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya pada hari jum’at terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit.” (HR. Muslim no: 852 dan Bukhari no: 5294)
Para ulama berbeda pendapat tentang waktu terjadinya dan pendapat yang paling kuat adalah dua pendapat :
1. Yaitu saat duduknya imam sehingga shalat selesai, dan alasan ulama yang berpendapat seperti ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Barrah bin Abi Musa bahwa Abdullah bin Umar berkata kepadanya, “Apakah engkau pernah mendengar bapakmu membacakan sebuah hadits yang berhubungan dengan saat mustajab pada hari jum’at?. Dia berkata: Ya aku pernah mendengarnya berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, “Dia terjadi saat antara imam duduk sehingga shalat selesai ditunaikan.” (HR. Muslim no. 853)
2. Dia terjadi setelah asar, dan pendapat inilah yang paling kuat di antara dua pendapat tersebut, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Nasa’i dari Jabir d bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam, tidaklah seorang hamba yang muslim memohon kepada Allah sesuatu pada hari itu kecuali Dia akan memperkenankan permohonan hamba -Nya itu, maka carilah dia pada akhir waktu asar” (HR. An-Nasa’i: no: 1389).
Pendapat inilah yang dipegang oleh sebagian besar golongan salaf, dan telah didukung oleh berbagai hadits. Adapun tentang hadits riwayat Abi Musa yang sebelumnya maka hadits tersebut memiliki banyak cacat dan telah disebutkan oleh Al-hafiz Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bari. (Fathul Bari : 2/421-422)
Di antara keutamaannya adalah bahwa hari itu adalah hari dihapuskannya dosa-dosa. Dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Shalat lima waktu, jum’at ke jum’at yang lainnya dan ramadhan ke ramadhan yang lain adalah penghapus dosa antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi”. (HR Muslim no. 233)
B.Adab-adab Hari Jum’at
Di antara adab-adab jum’at yang perlu dijaga oleh orang yang beriman adalah:
1. Disunnahkan bagi imam untuk membaca, الم تنزيل yaitu surat As-Sajdah dan surat Al-Insan pada saat shalat fajar pada hari jum’at. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits riwayat Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad membaca pada waktu shalat fajar pada hari jum’at, (الم تنزيل) As-Sajdah dan Al-Insan (HR. Muslim no. 879)
2. Disunnahkan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad pada hari jum’at atau pada waktu malamnya, berdasarkan sabda Nabi dari Aus bin Aus, “Hari terbaik kalian adalah hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu dicabut nyawanya, pada hari itu akan terjadi tiupan sangkakala, pada hari itu dimatikannya seluruh makhluk pada hari kiamat, maka perbanyaklah membaca shalawat bagiku sebab shalawat kalian didatangkan kepadaku”. Mereka bertanya, “wahai Rasulullah, bagiamana shalawat kami didatangkan kepadamu padahal dirimu telah menjadi tulang belulang yang telah remuk? Atau mereka berkata: Engkau telah remuk mejadi tanah?. Maka Nabi Muhammad bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada bumi memakan jasad para Nabi ‘alaihimus shalatu was salam.” ( HR. An-Nasa’I no: 1374)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad bersabda: “Perbanyaklah membaca shalawat bagiku pada hari jum’at dan malam jum’at, sebab barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku satu shalawat saja maka Allah akan membaca shalawat kepadanya sepuluh kali shalawat”. (HR. Al-Baihaqi 3/249 no. 5790)
Namun, tentu perlu kita perhatikan bahwa shalawat itu harus sesuai sunnah. Yang paling gampangnya adalah sebagaimana shalawat kita di waktu membaca tahiyyat di waktu shalat.
Bukan bershalawat dengan shalawat yang tidak ada tuntunannya (shalawat-shalawat bid’ah), atau bahkan shalawat yang diharamkan karena mengandung kesyirikan, sebagaimana yang tersebar di masyarakat, yang jika betul-betul kita cermati, maka akan kita dapatkan kata-kata yang melampaui batas dalam memuji Nabi , menetapkan bahwa beliau mempunyai sifat-sifat ketuhanan, ataupun bertawasul dengan hal yang dilarang.
Tentang memuji Nabi dengan berlebihan, ini sudah dilarang oleh Nabi , sebagaimana sabda beliau dalam hadits Umar , “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).” (HR. Bukhari no. 3445)
Dengan kata lain, Rasulullah mengaskan, janganlah kalian memujiku secara bathil dan janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku. Hal itu sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Nasrani terhadap ‘Isa -‘alaihissalam-, sehingga mereka menganggapnya memiliki sifat Ilahiyyah. Karenanya, sifatilah aku sebagaimana Rabb-ku memberi sifat kepadaku, maka katakanlah: “Hamba Allah dan Rasul (utusan)-Nya.” (Aqiidatut Tauhiid hal. 151)
Dan juga, pelaksanaan “shalawat-an” ini tidak perlu dilakukan secara berjama’ah di tempat-tempat yang dikeramatkan, di kuburan, atau diacarakan di masjid-masjid dengan menggunakan rebana-rebana. Semua ini tidak ada tuntunanya, bahkan dilarang dalam agama Islam. Cukup kita laksanakan sendiri-sendiri, karena Allah Maha Mengetahui semua amalan hambanya.
3. Perintah untuk mandi jum’at dan masalah ini sangat ditekankan, bahkan sebagian ulama mengatakan wajib.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id Al-Khudri berkata: “Aku bersaksi bahwa Rasulullah bersabda: Mandi pada hari Jum’at diwajibkan bagi orang yang telah mencapai usia baligh dan menjalankan shalat sunnah dan memakai minyak wangi jika ada.” (HR. Bukhari no.880)
4. Disunnahkan menggunakan minyak wangi dan siwak, memakai pakaian yang terbaik. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari Abi Sa’id Al-Khudri dan Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari jum’at, memakai siwak, memakai pakaian yang terbaik, memakai minyak wangi jika dia memilikinya, memakai pakaian yang terbaiknya kemudian mendatangi masjid sementara dia tidak melangkahi pundak-pundak orang lain sehingga dia ruku’ (shalat) sekehendaknya, kemudian mendengarkan imam pada saat imam berdiri untuk berkhutbah sampai dengan selesai shalatnya maka hal itu sebagai penghapus dosa-dosa yang terjadi antara jum’at ini dengan hari jum’at sebelumnya.” (HR. Imam Ahmad: 3/81)
5. Membaca surat Al-Kahfi. Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari hadits Abi Said Al-Khudri bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al-kahfi pada hari jum’at maka sinar akan memancar meneranginya antara dua jum’at”. (Al-Hakim: 3/81)
6. Disunnahkan bersegera menuju shalat jum’at.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Aus Ats-Tsaqofi dari Abdullah bin Amru berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memandikan dan mandi, lalu bergegas menuju masjid, mendekat kepada posisi imam, mendengar dan memperhatikan khutbah maka baginya dengan setiap langkah yang dilangkahkannya akan mendapat pahala satu tahun termasuk puasanya.” (Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya: 2/209)
Diriwayatkan dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda: “Barangsiapa yang mandi pada hari jum’at yang sama seperti mandi janabah kemudian bersegera (datang pertama ke masjid) pergi ke masjid maka dirinya seakan telah berkurban dengan seekor unta yang gemuk. Dan barangsiapa yang pergi pada masa ke-2 maka dia seakan berkurban dengan seekor sapi. Dan barangsiapa yang pergi ke masjid pada saat yang ke-3 maka dia seakan telah berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk. Dan barangsiapa yang pergi ke masjid pada saat yang ke-4 maka dia seakan telah berkurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa yang pergi ke masjid pada saat yang ke-5 maka dia seakan telah berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam telah datang, maka para malaikat hadir mendengarkan dzikir (khutbah).” ( HR. Bukhari no. 881)
Dan bersegera menuju masjid untuk shalat jum’at termasuk perbuatan sunnah yang agung nilainya, namun banyak dilalaikan oleh banyak masyarakat, dan semoga hadits-hadits yang telah disebutkan di atas bisa memberikan motivasi dan memperkuat tekad, serta mengasah semangat untuk bersegera meraih nilai yang utama ini. Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imron: 133). Wallohu a’lam.
Motivasi hari ini
Kekhawatiran adalah sinyal dari masalah yang lebih dalam.
Kekhawatiran mengatakan bahwa kita selalu Tidak Yakin pada diri kita sendiri .
Prioritas-prioritas kita menjadi kacau ketika kita khawatir.
Setiap kali prioritas yang lain mengambil alih posisisi teratas itu, level kekhawatiran kita akan meningkat.
Jika Anda menempatkan karir Anda di tempat pertama, Anda tentu aka
n mengkhawatirkannya karena Anda tidak ingin jatuh.
Jika Anda menempatkan hubungan Anda di tempat pertama, Anda akan mengkhawatirkannya pula.
Anda akan takut hubungan Anda terputus.
Khawatir akan menghilangkan Kegembiraan kita pada hari ini sedangkan kitapun tak tahu apa yang akan terjadi di hari esok
Anda ingin berhenti khawatir?
Tataplah hari ini dgn penuh Optimis dan jalani dgn Hati yang Riang .
Imanilah dengan sungguh sesuai Kepercayaan dan Agama anda , Tempatkanlah Allah sebagai prioritas hidup Anda.
Itu selalu menjadi titik awal untuk mengatasi kekhawatiran.
Akankah dengan membaca ini mk akan mengubah cara hidup Anda hari ini ....?
Disitulah Keyakinan anda dipertanyakan.
LATHIIFU
Allah Al Lathiifu. DIA Maha Halus.
Yaitu bahwa Allah ta’ala Maha Menguasai serta Maha Mengetahui hingga realitas super kecil atau realitas teramat halus yang kehalusannya tiada berhingga.
Kita sudah bahas tentang Sifat Allah Yang Al Kabiir, Yang Maha Besar. Dimana keMaha-BesaranNya pun berada di tataran tak berhingga pula.
Bila untuk dapat sedikit mengetahui keMaha-Besaran Allah dari sisi keilmuan antara lain melalui disiplin ilmu kosmologi, dan salah satunya berupa teori inflasi (lihat uraiannya di status berjudul : Al Kabiiru), maka melalui ilmu fisika pula kitapun dapat sedikit mengetahui Sifat-Nya Yang Al Lathiif.
Dewasa ini, teori paling anyar tentang upaya manusia dalam mengungkap realitas super kecil adalah berupa teori super string (string theory) atau teori dawai.
Teori tersebut mengungkap indikasi adanya realitas super halus dalam realitas duniawi ini, yang keberadaannya bukan di dalam ruang dan waktu (4 dimensi) yang telah kita kenal dan sudah berupa konvensi.
Teori dawai mengemukakan ajuan hipotesa, bahwa alam ini memiliki lebih dari 10 dimensi. Dimana semakin tinggi dimensinya, makin halus pula tingkat realitasnya. Dimensi ke-5 dan seisinya, lebih halus dari isi yang 4 dimensi. Dimensi ke-6 dan seisinya, lebih halus lagi dari seisi dimensi ke-5, dst.
Dan konteks ‘halus’ ini bisa berarti amat kecil ataupun sangat canggih dan teramat kompleks.
Benar bahwa teori dawai masih bersifat hipotesis.
Pembuktian empiriknya sungguh amat sulit (bahkan mungkin tak akan pernah bisa dibuktikan secara empirik, wallahu’alam). Sehingga pendekatannya lebih pada pendekatan matematis yang perkembangan sudah sedemikian maju dan didukung dengan pendekatan piktorial (= visualisasi berdasar gabungan matematis, holografis, dan daya imajinasi manusia).
Tapi faktanya pasti nyata !
Realitasnya pastilah amat nyata !
Yaitu nyata adanya keberadaan realitas super kecil itu, realitas yang teramat halus dalam ‘lapisan’ dimensi-dimensi itu, sebab Dzat Pencipta segala realitas di semesta alam ini adalah Dzat Yang Ahad dan DIA Al Lathiif.
Sebut saja bahwa teori dawai baru berbicara tingkat ‘kehalusan’ di alam dunia, belum bicara alam akhirat yang pendekatannya mesti melalui agama samawi, khususnya dalam dienul Islam.
Sebagaimana teori inflasi yang membahas realitas super besar, maka teori super string inipun adalah sebuah teori yang paling tidak disukai oleh para fisikawan, khususnya fisikawan yang jurusan atheisme.
Kedua teori itu dewasa ini dianggap oleh (mayoritas) fisikawan sedunia sebagai ilusi (khayalan) manusia.
Mereka (para atheis) tidak menyukai kedua teori itu, sebab keduanya berbicara tentang tatanan ketertataan yang ternyata sedemikian merata berlaku dalam setiap rentangan ruang-waktu, yaitu sejak realitas super besar hingga super kecil, dan tiada sedikit celahpun di alam raya ini yang tidak tertata dan tanpa aturan.
Prinsip ketertataan (sistematika) tentu selalu dicari oleh ilmuwan manapun.
Tapi ketika ketertataan itu sedemikian isotropik (merata di mana-mana), maka manusia atheis berbalik jadi tak suka.
Nah inilah sejenis perilaku fasik yang polanya selalu parsial. Yakni saat menyetujui keteraturan yang di sebelah sono, tapi menolak (mengingkari) ketertataan yang ada di sini, atau sebaliknya.
Hal itu karena prinsip ketertataan yang sedemikian isotropik itu ujung-ujungnya selalu memunculkan sebuah keniscayaan, bahwa di balik semua itu pastilah ada Super Sistem yang mengaturnya.
Dan bagi kita selaku umat Islam, Super Sistem itu memang suatu bagian dari hal yang wajib kita imani.
Bertitik tolak dari keimanan itu, bahwa Yang (Mampu) Menggenggam Super Sistem dan seluruh realitas di semesta alami ini tentu hanya Allah ta’ala, Tuhan Yang Ahad, Yang Al Kabiiru dan Al Lathiifu.
DIA Yang Menggenggam seluruh Ciptaan-Nya berupa realitas super besar, dan DIA Kuasai serta DIA Ketahui pula setiap detail ujud, sifat, dan segenap pergerakannya hingga tingkat kehalusan yang tiada berhingga.
Yaa Lathiif, yaa Lathiif, yaa Lathiif …
Subhanallah wabihamdihi subhanallahil’adziim.
Allahu akbar kabiira, walhamdulillahi katsiraa, wa subhanallahi bukrataaw-wa assyiilaa …..
MEMBERI dan MENERIMA
Ada sebuah rumusan amat valid, yaitu :
‘Ketika kita memberi, maka di saat itupun ada sesuatu yang kita terima’.
Dan realitasnya niscaya kira-kira seperti ini :
Ketika kita memberikan hal apapun yang bernilai manfaat, seperti memberi (mengucapkan) salam, memberi (berbagi) ilmu, menolong, bersedekah, dsb, yang semua itu dilakukan dengan tulus-ikhlas, maka di saat bersamaan atau seketika itu pula kita mendapatkan sesuatu.
Dan sang ‘sesuatu’ itu bisa berupa perasaan lega, 'plong', dan yang semacamnya. Yang dengan neumena-neumena (rasa) seperti itu, insya Allah kita jadi layak mengharap balasan pahala hingga harap akan balasan penerimaan tertinggi, yaitu berupa ridha Allah ta’ala.
Tapi apabila tatkala memberi itu tiada ikhlas, apalagi jika diiringi ‘bertepuk dada’, alias seraya dibarengi ujub, ria dan takabur, maka di saat itupun tentu akan didapat neumena pula. Dan neumena itu mustahil berujud rasa em-plong ataupun perasaan lega. Melainkan ujud neumena berupa perasaan berbangga-bangga diri yang nilainya semu dan palsu.
Dengan pola-pola kepalsuan seperti itu, jangan harap bakal mendapat pahala, apalagi ridha-Nya.
Malah ancaman laknatullah akan selalu mengiringi kesadaran setiap pelakunya ….
Nau’dzubillah. Astagfirullahal’adziim.
Kita berlindung kepada Allah dari perilaku buruk seperti itu.
Seraya bermohon pula, agar DIA senantiasa Mengkaruniakan keikhlasan dalam setiap amalan kita.
KITA IBARAT SEPERTI ANAK PANAH ...
Pernahkah engkau mengalami suatu keadaan yg membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?
Pernahkan engkau mengalami kemunduran itu, lalu tiba2 melesat cepat ke de
pan dan meraih banyak hasil?
Pada umumnya manusia pasti pernah merasakan hal-hal spt itu .
Kadang kita ini Ibarat anak panah didalam kehidupan ...!
~Ada masa2 anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yg dimaksudkan.
~Ada masanya anak2 panah itu harus istirahat dlm kantong.
Namun bila waktunya tiba, anak panah itu akan dipasang dlm busurnya dan ditarik kebelakang...Sejauh mungkin utk mencapai suatu sasaran.
~Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yg akan ditempuh.
~Semakin panjang rentang busur menarik ancang2, semakin cepat pula anak panah itu melesat.
Jadi...
Jika engkau seperti dlm keadaan yg mundur, bersabarlah...
Mungkin saja kita tengah berada di busurnya dan sedang ditarik jauh2 ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yg kuat utk mencapai sasaran.
Jangan putus asa dan terkulai !! Jangan Kecewa dan Jangan Putus Asa karena kita adalah ibarat anak2 panah.
Hidup kita ini harus punya Target utk mencapai suatu Sasaran yg sudah pasti .
Tetaplah semangat, tetaplah bersabar, krn semua akan indah pada wak
adakah mungkin aku
Pernahkah engkau mengalami suatu keadaan yg membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?
Pernahkan engkau mengalami kemunduran itu, lalu tiba2 melesat cepat ke de
pan dan meraih banyak hasil?
Pada umumnya manusia pasti pernah merasakan hal-hal spt itu .
Kadang kita ini Ibarat anak panah didalam kehidupan ...!
~Ada masa2 anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yg dimaksudkan.
~Ada masanya anak2 panah itu harus istirahat dlm kantong.
Namun bila waktunya tiba, anak panah itu akan dipasang dlm busurnya dan ditarik kebelakang...Sejauh mungkin utk mencapai suatu sasaran.
~Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yg akan ditempuh.
~Semakin panjang rentang busur menarik ancang2, semakin cepat pula anak panah itu melesat.
Jadi...
Jika engkau seperti dlm keadaan yg mundur, bersabarlah...
Mungkin saja kita tengah berada di busurnya dan sedang ditarik jauh2 ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yg kuat utk mencapai sasaran.
Jangan putus asa dan terkulai !! Jangan Kecewa dan Jangan Putus Asa karena kita adalah ibarat anak2 panah.
Hidup kita ini harus punya Target utk mencapai suatu Sasaran yg sudah pasti .
Tetaplah semangat, tetaplah bersabar, krn semua akan indah pada waktunya.
memilih kucing
Sekedar intermezo.
Mudah-mudahan dapat membuat kita rileks sejenak.
Hayoh bagi sesiapa yg belum dapet ucing, silahkan pilih ucingnya masing-masing.
Hayoh lagi, jangan malu-malu ucing lho. Lha nanti nggak kebagian ucing dunk.
Dan jangan lupa, nanti ucingnya mesti rajin diurus and diberi makan yang memenuhi standar gizi si ucing ya.
Hadits tentang kucing :
Dari Abu Qotadah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda perihal kucing, bahwa kucing itu tidaklah najis, ia adalah termasuk hewan berkeliaran di sekitarmu. (Diriwayatkan oleh Imam Empat dan dianggap shahih oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah)
Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR Shahih Bukhari)
NB : ayo bergabung di Pesona TAUHID.
Sebuah halaman unduhan gratis ebook Pesona TAUHID yg mengusung prinsip (paradigma) Kaaffah, sbg sebuah kerangka berpikir yg telah disunahkan Rasulullah guna meniti jalan Tauhid.