Allah Al Lathiifu. DIA Maha Halus.
Yaitu bahwa Allah ta’ala Maha Menguasai serta Maha Mengetahui hingga realitas super kecil atau realitas teramat halus yang kehalusannya tiada berhingga.
Kita sudah bahas tentang Sifat Allah Yang Al Kabiir, Yang Maha Besar. Dimana keMaha-BesaranNya pun berada di tataran tak berhingga pula.
Bila untuk dapat sedikit mengetahui keMaha-Besaran Allah dari sisi keilmuan antara lain melalui disiplin ilmu kosmologi, dan salah satunya berupa teori inflasi (lihat uraiannya di status berjudul : Al Kabiiru), maka melalui ilmu fisika pula kitapun dapat sedikit mengetahui Sifat-Nya Yang Al Lathiif.
Dewasa ini, teori paling anyar tentang upaya manusia dalam mengungkap realitas super kecil adalah berupa teori super string (string theory) atau teori dawai.
Teori tersebut mengungkap indikasi adanya realitas super halus dalam realitas duniawi ini, yang keberadaannya bukan di dalam ruang dan waktu (4 dimensi) yang telah kita kenal dan sudah berupa konvensi.
Teori dawai mengemukakan ajuan hipotesa, bahwa alam ini memiliki lebih dari 10 dimensi. Dimana semakin tinggi dimensinya, makin halus pula tingkat realitasnya. Dimensi ke-5 dan seisinya, lebih halus dari isi yang 4 dimensi. Dimensi ke-6 dan seisinya, lebih halus lagi dari seisi dimensi ke-5, dst.
Dan konteks ‘halus’ ini bisa berarti amat kecil ataupun sangat canggih dan teramat kompleks.
Benar bahwa teori dawai masih bersifat hipotesis.
Pembuktian empiriknya sungguh amat sulit (bahkan mungkin tak akan pernah bisa dibuktikan secara empirik, wallahu’alam). Sehingga pendekatannya lebih pada pendekatan matematis yang perkembangan sudah sedemikian maju dan didukung dengan pendekatan piktorial (= visualisasi berdasar gabungan matematis, holografis, dan daya imajinasi manusia).
Tapi faktanya pasti nyata !
Realitasnya pastilah amat nyata !
Yaitu nyata adanya keberadaan realitas super kecil itu, realitas yang teramat halus dalam ‘lapisan’ dimensi-dimensi itu, sebab Dzat Pencipta segala realitas di semesta alam ini adalah Dzat Yang Ahad dan DIA Al Lathiif.
Sebut saja bahwa teori dawai baru berbicara tingkat ‘kehalusan’ di alam dunia, belum bicara alam akhirat yang pendekatannya mesti melalui agama samawi, khususnya dalam dienul Islam.
Sebagaimana teori inflasi yang membahas realitas super besar, maka teori super string inipun adalah sebuah teori yang paling tidak disukai oleh para fisikawan, khususnya fisikawan yang jurusan atheisme.
Kedua teori itu dewasa ini dianggap oleh (mayoritas) fisikawan sedunia sebagai ilusi (khayalan) manusia.
Mereka (para atheis) tidak menyukai kedua teori itu, sebab keduanya berbicara tentang tatanan ketertataan yang ternyata sedemikian merata berlaku dalam setiap rentangan ruang-waktu, yaitu sejak realitas super besar hingga super kecil, dan tiada sedikit celahpun di alam raya ini yang tidak tertata dan tanpa aturan.
Prinsip ketertataan (sistematika) tentu selalu dicari oleh ilmuwan manapun.
Tapi ketika ketertataan itu sedemikian isotropik (merata di mana-mana), maka manusia atheis berbalik jadi tak suka.
Nah inilah sejenis perilaku fasik yang polanya selalu parsial. Yakni saat menyetujui keteraturan yang di sebelah sono, tapi menolak (mengingkari) ketertataan yang ada di sini, atau sebaliknya.
Hal itu karena prinsip ketertataan yang sedemikian isotropik itu ujung-ujungnya selalu memunculkan sebuah keniscayaan, bahwa di balik semua itu pastilah ada Super Sistem yang mengaturnya.
Dan bagi kita selaku umat Islam, Super Sistem itu memang suatu bagian dari hal yang wajib kita imani.
Bertitik tolak dari keimanan itu, bahwa Yang (Mampu) Menggenggam Super Sistem dan seluruh realitas di semesta alami ini tentu hanya Allah ta’ala, Tuhan Yang Ahad, Yang Al Kabiiru dan Al Lathiifu.
DIA Yang Menggenggam seluruh Ciptaan-Nya berupa realitas super besar, dan DIA Kuasai serta DIA Ketahui pula setiap detail ujud, sifat, dan segenap pergerakannya hingga tingkat kehalusan yang tiada berhingga.
Yaa Lathiif, yaa Lathiif, yaa Lathiif …
Subhanallah wabihamdihi subhanallahil’adziim.
Allahu akbar kabiira, walhamdulillahi katsiraa, wa subhanallahi bukrataaw-wa assyiilaa …..
0 komentar:
Posting Komentar